0
PENENTUAN KEMANTAPAN AGREGAT TANAH METODE VILENSKY
Posted by Unknown
on
Senin, Mei 09, 2016
I.
Dasar Teori
Stuktur tanah adalah salah satu sifat dasar tanah yang
sangat mempengaruhi sifat yang lain, serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan
tanah sebagai media pertanaman. Tanah yang ideal bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah tanah yang berstruktur mantap. Struktur tanah dapat
terjadi karena adanya interaksi yang berimbang dari berbagai faktor, antara
lain : butiran tanah (soil particle),bahan pengikat (commenting material) dan
aktivitas biologis.
Butiran tanah yang dimaksuud dalam pembicaraan
struktur tanah tidak hanya terbatas pada pada butiran tunggal penyusun tanah
(pasir,debu dan liat),tetapi juga butiran-butiran yang terbentuk dari penyatuan
butir-butir tunggal tersebut dikenal dengan istilah agregasi butiran tunggal.
Pasir,debu dan liat disebut butiran primer, sedangkan agregasi butiran primer
disebut butiran sekunder
Berdasarkan pengertian tersebut,maka tekstur tanah
didefinisikan sebagai agregasi butiran primer menjadi butiran sekunder yang
satu sama lain dibatasi oleh bidang belah alami. Struktur tanah adalah istilah
lapang yang digunakan untuk menggambarkan agregasi tanah.
Kemantapan agregasi mempengaruhi ketahanan tanah
terhadap pukulan air hujan. Makin tinggi gaya ikat antar partikel-partikel tanah, maka makin sulit
tanah tersebut terpengaruhi oleh gaya perusak yang berasal dari pukulan air
hujan atau aliran air. Jadi kemantapan agregat terhadap air dapat dipakai
sebagai petunjuk ketahanan tanah terhadap erosi.
Salah satu cara menentukan kemantapan agregat adalah
etode vilensky, yaitu pengukuran
kemantapan agregat tanah bersiameter 2-3 mm dengan jalan menghitung volume
tetesan air yang dibutuhkan untuk menghancurkan agregat tersebut. Oleh vilensky tinggi tetesan air ditetapkan
20 cm,suatu ukuran konveksi dari keadaan dilapang yaitu, dibandingkan jarak
tetesan air hujan pada areal yang luas di permukaan tanah.
Prinsip metode vilensky
Kemampuan agregat tanah dengn diameter 2-3 mm diukur
dengan jumlah tetesan air dari ketinggian 20 cm yang dibutuhkan untuk
menghancurkan agregat tersebut.
II.
Tujuan
Mengetahui agregat tanah terhadap air
III.
Alat Dan Bahan
1.
Tanah
2.
Buret dan statif
3.
Penggaris
4.
Petridish
5.
Kertas
saring/tisu
6.
Aquades
IV.
Cara Kerja
1.
Isilah buret
dengan hingga tanda batas. Tinggi buret dari
permukaan tanah ditetapkan 20 cm
2.
Hitunglah volume
rata-rata 10 tetesa air untuk mengetahui jari-jari tetesan air dengan anggapan
volume rata-rata dari 10 tetesan air diulang sebanyak 5 kali.
3.
Letakkan agregat
tanah berdiameter 2-3 mm diatas beberapa lapis kertas saring yang diberi alas
petridish
4.
Teteskan air
dari bullet ke permukaan agregat tanah, masing-masing tanah diulang 5 kali
5.
Hitung volume
rata-rata air yang diperlukan untuk menghancurkan agregat tersebut
V. Hasil
Posting Komentar