0
Penginderaan Jauh " Simulasi Pengenalan Beberapa Unsur PJ "
Posted by Unknown
on
Senin, Maret 30, 2015
Simulasi
Pengenalan Beberapa Unsur
A.
Tujuan:
1. Memperkenalkan
beberapa unsur intepretasi melalui simulasi, terutama warna/rona, tekstur, dan
pola.
B.
Bahan
1. Tabel
isian
2. Alat
tulis
C.
Dasar
Teori
Pengenalan
obyek merupakan bagian vital dalam interpretasi citra. Untuk itu identitas dan
jenis obyek pada citra sangat diperlukan dalam analisis memecahkan masalah yang
dihadapi. Karakteristik obyek pada citra dapat digunakan untuk mengenali obyek
yang dimaksud dengan unsur interpretasi.
Untuk
dapat melakukan intepretasi , penafsir memerlukan unsur-unsur pengenal pada
obyek atau gejala yang terekam pada citra. Unsur-unsur ini disebut unsur-unsur
intepretasi. Yaitu: rona/warna, bentuk, ukuran, bayangan, tekstur, pola, situs,
dan asosiasi.
Unsur-unsur
Intepretasi :
1.
Rona
(Tone)
Kecerahan relatif obyek pada citra
(derajat keabuan).
Adalah tingkat kegelapan atau
tingkat kecerahan obyek pada citra. Rona pada foto pankromatik merupakan
atribut bagi obyek yang berinteraksi dengan seluruh spektrum tampak yang sering
disebut sinar putih, yaitu spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,7) μm.
Berkaitan dengan penginderaan jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar,
jadi rona merupakan tingkatan dari hitam ke putih atau sebaliknya.
2.
Warna
(Color)
Warna merupakan wujud yang tampak
oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum
tampak. Sebagai contoh, obyek tampak biru, hijau, atau merah bila hanya
memantulkan spektrum dengan panjang gelombang (0,4 – 0,5) μm, (0,5 – 0,6) μm,
atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya, bila obyek menyerap sinar biru maka ia akan
memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai akibatnya maka obyek akan tampak
dengan warna kuning, merah, hijau, biru, coklat
keuningan.
warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka.
3.
Bentuk
(Shape)
Konfigurasi atau garis besar wujud
obyek secara individual. Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memerikan
konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Bentuk merupakan atribut yang jelas
sehingga banyak obyek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja. Ada dua
istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk, yaitu shape dan form.
Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum, sedang form merupakan susunan atau
struktur yang bentuknya lebih rinci.
4.
Pola
(Pattern):
Pola atau susunan keruangan
merupakan ciri yang menandai bagi banyak obyek bentukan manusia dan bagi
beberapa obyek alamiah.Susunan keruangan
obyek/ pengulangan bentuk umum suatu atau skelompok obyek dalam ruang. Misal
melingkar, memanjang terputus-putus, konsentris, dsb. Pola, tinggi, dan
bayangan. Tingkat kerumitannya setingkat lebih tinggi dari tingkat kerumitan
bentuk, ukuran, dan tekstur sebagai unsur interpretasi citra.
5.
Bayangan
(shadows)
Bayangan bersifat menyembunyikan
detail atau obyek yang berada di daerah gelap. Obyek atau gejala yang terletak
di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau kadang-kadang
tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering merupakan kunci
pengenalan yang penting bagi beberapa obyek yang justru lebih tampak dari
bayangannya.Menegaskan bentuk obyek pada citra, karena outline obyek menjadi
lebih jelas. Tetapi, bisa juga mengurangi pantulan obyek ke sensor,sehingga
obyek yang diamati menjadi tidak jelas.
6.
Tekstur
(texture)
Tekstur adalah frekuensi perubahan
rona pada citra (Lillesand dan Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok
obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett,
1975). Tekstur sering dinyatakan dengan kasar, halus, dan belang-belang. Ukuran
frekuensi perubahan rona pada gambar obyek.
7.
Situs
(site)
Penjelasan tentang lokasi obyek
relatif terhadap obyek atau kenampakan lain yang mudah untuk dikenali dan
dipandang dapat dijadikan dasar untuk identifikasi obyek yang dikaji. Situs
dikelompokkan ke dalam kerumitan yang lebih tinggi pada Gambar diatas. Situs
bukan merupakan ciri obyek secara langsung, melainkan dalam kaitannya dengan
lingkungan sekitarnya.
Situs ini berupa unit terkecil
dalam suatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi oleh faktor situs,
seperti:
(1)
beda tinggi,
(2)
kecuraman lereng,
(3)
keterbukaan terhadap sinar,
(4)
keterbukaan terhadap angin, dan
(5)
ketersediaan air permukaan dan air tanah.
Lima
faktor situs ini mempengaruhi proses geomorfologi maupun proses atau perujudan
lainnya
8.
Asosiasi
Unsur yang memperhatikan
keterkaitan antara suatu obyek atau fenomena dengan obyek atau fenomena lain
yang digunakan sebagai dasar untuk mengenali obyek yang dikaji. Asosiasi dapat
diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain. Adanya
keterkaitan ini maka terlihatnya suatu obyek pada citra sering merupakan
petunjuk bagi adanya obyek lain.
9.
Ukuran
Ukuran ialah atribut obyek berupa
jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena ukuran obyek pada citra
merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur
interpretasi citra harus selalu diingat skalanya.
D.
Langkah
Kerja
·
Latihan Pengamatan Rona
dan Warna
1. Pada anda diberikan dua
macam contoh warna (versi 1 dan versi 2). Perhatikan baik-baik bahwa pada versi
1, terdapat gradasi warna hitam dari 3%,10%,20%,30%,100%. Pada baris berikutnya
Anda lihat warna merah dengan gradasi intensitas yang sama. Selang satu baris
terlihat gradasi hijau dengan intensitas yang sama pula; sedangkan di antara
merah dan hijau dapat Anda lihat kombinasi keduanya, yang membentuk warna
kuning. Perhatikan seterusnya dengan teks penjelasan di sebelah kanan.
2. Pada versi 2, anda melihat
kombinasi warna yang berbeda, di mana setiap kelompok matriks warna dibentuk
oleh tiga macam hue yaitu intensitas tertentu untuk merah (misalnya 0%),
maka kombinasi merah 0% itu dengan berbagai gradasi hijau (hingga 100%) dan
biru (hingga 100%) akan menghasilkan warna tertentu. Perhatikan setiap kombinasi
warna yang muncul dan persentase setiap warna penyusunnya.
3. Sekarang
pada Anda diberikan suatu himpunan warna
tanpa informasi apapun (versi 3). Tugas Anda adalah melakukan estimasi
(memberikan perkiraan), berapa persen intesitas warna merah, hijau, biru yang
membentuk warna-warna itu. Tuliskan jawaban Anda pada lembar yang terpisah,
mengikuti pedoman yang diberikan!
4. Kemudian pada Anda diberikan
lembar himpunan warna versi 4, di mana terdapat 6 matriks warna, dan
masing-masing matriks tersusun dari 5x5 kotak dengan kombinasi warna yang
berbeda. Tepat pada bagian tengah tiap matriks terdapat warna kehijauan (kotak
warna ke-13). Tentukan persentase merah, hijau, dan biru yang membentuk warna
kotak ke-13 pada setiap matriks itu!
5. Lakukan hal yang sama pada
setiap himpunan warna versi 5, di mana kotak ke-13 pada setiap matriks memuat
warna kemerahan.
6. Apa
kesimpulan Anda atas hasil yang Anda berikan? Berikan penjelasan!
7. Apa manfaat permainan warna ini
dalam kajian penginderaan jauh? Uraikan jawaban Anda!
·
Latihan
Pengamatan Tekstur
1. Pada Anda
diberikan contoh-contoh tentang tekstur tanpa warna dan dengan warna (tekstur
versi 1). Perhatikan sebutan untuk tiap contoh tekstur tersebut dan kenampakan
yang mewakilinya.
2. Pada versi 2.
Tugas Anda ada;ah menyebut kenampakan tekstur tersebut. Tuliskan jawaban Anda
pada lembar kertas.
·
Latihan
Pengamatan Pola
1. Pada Anda
diberikan contoh pola (versi 1 dan 3, tekstur versi 1), di mana sebagian dari
contoh tersebut juga bisa digunakan untuk pengenalan tekstur (tekstur versi 1
dan 2). Perhatikan bagaimana cara penamaan pola Tersebut
2. Mengapa
kenampakan tekstur tertentu tersebut juga dapat dipandang sebagai pola? Berikan
alasan Anda!
·
Latihan
Pengamatan Kombinasi Warn/Rona, Tekstur, dan Pola dengan Potongan Foto/Citra
1. Pada
Anda diberikan gambar beruppa potongan foto udara/citra, yang memuat aspek
warna/rona, tekstur, dan pola sekaligus. Berikan deskripsi untuk masing-masing
potongan (warna/ronanya bagaimana; teksturnya bagaimana; polanya bagaimana),
sehingga setiap deskripsi itu jelas mewakili kenampakan obyek.
1. Tabel
Estimasi Persentase Gradasi Warna (Terlampir)
No.
|
Sampel
Warna
|
%
Merah
|
%
Hijau
|
%
Biru
|
1
|
|
0 %
|
60
%
|
100
%
|
2
|
|
100 %
|
80 %
|
40 %
|
3
|
|
100
%
|
100
%
|
100%
|
4
|
|
90
%
|
90 %
|
0 %
|
5
|
|
60 %
|
60
%
|
60
%
|
6
|
|
0 %
|
40
%
|
80
%
|
7
|
|
90 %
|
0
%
|
80
%
|
8
|
|
90
%
|
80
%
|
90 %
|
9
|
|
60 %
|
80
%
|
0
%
|
10
|
|
90
%
|
0
%
|
100 %
|
11
|
|
90
%
|
80
%
|
90 %
|
12
|
|
0 %
|
80
%
|
80
%
|
13
|
|
60 %
|
60
%
|
60
%
|
14
|
|
100
%
|
0
%
|
40 %
|
2.
Tabel Estimasi
Persentase dengan Latar Belakang ver.4 (Terlampir)
No.
|
Rona
|
%
Merah
|
%
Hijau
|
%
Biru
|
Keterangan
|
1.
|
A
|
0 %
|
100
%
|
0
%
|
Terang
|
2.
|
B
|
0 %
|
80
%
|
0
%
|
Agak Gelap
|
3.
|
C
|
0 %
|
80
%
|
0
%
|
Agak Gelap
|
4.
|
D
|
0 %
|
60
%
|
0
%
|
Gelap
|
5.
|
E
|
0 %
|
90
%
|
0
%
|
Agak
Terang
|
6.
|
F
|
0 %
|
40
%
|
0
%
|
Gelap
|
3. Tabel Estimasi
Persentase dengan Latar Belakang ver.5 (Terlampir)
No.
|
Rona
|
%
Merah
|
% Hijau
|
%
Biru
|
Keterangan
|
1.
|
A
|
100 %
|
0%
|
40%
|
Gelap
|
2.
|
B
|
100 %
|
0%
|
0%
|
Gelap
|
3.
|
C
|
100 %
|
0%
|
40%
|
Gelap
|
4.
|
D
|
100 %
|
0%
|
0%
|
Gelap
|
5.
|
E
|
100 %
|
0%
|
40%
|
Gelap
|
6.
|
F
|
100 %
|
0%
|
0%
|
Gelap
|
4. Tabel Estimasi tekstur
(Terlampir)
Tekstur
|
Keterangan
|
1.
|
Sedang
|
2.
|
Agak kasar
|
3.
|
Sedang
|
4.
|
Agak kasar
|
5.
|
Agak Halus
|
6.
|
Kasar
|
7.
|
Agak Kasar
|
8.
|
Agak Kasar
|
9.
|
Sedang
|
10.
|
Kasar
|
11
|
Agak Kasar
|
12.
|
Agak Kasar
|
5. Tabel Estimasi Pola
ver.1 (Terlampir)
Pola
|
Keterangan
|
1
|
Teratur,
tidak terlalu rapat , terdapat garis
putus-putus dan mudah untuk dikenali. Teratur dengan garis horizontal dan berbeda posisi tiap barisnya.
|
2
|
Teratur,
rapi, seperti tatanan batu bata
yang tersusun. Dengan ukuran
bentuk yang seragam. Teratur dengan garis horizontal dengan membentuk persegi panjang yang teratur.
|
3
|
Teratur, rapi. Kotak-kotak dengan warna hitam dan putih.
Dan dengan bentuk kotak yang memiliki bentuk dan lebar
yang sama, namun beda posisi tiap strukturnya.
|
4
|
Kurang teratur, tidak rapi, bentuk meliuk – liuk
dengan ujung berbentuk u dan v, bentuk yang hampir sama dengan garis yang
mengarah pada horizontal.
|
5
|
Tidak
rapi, kasar dan tidak teratur. Posisi titik titik yang berada di gambar tidak teratur dengan kondisi
titik yang bermacam macam.
|
6
|
Teratur dengan garis diagonal rapi.
Bentuknya bulat-bulat tersusun dan berwarna gelap. Bentuk kurang rapi pada tengah lingkaran.
|
7
|
Teratur, rapi, diagonal, dan bentuk sama seperti sisik ular. Tersusun saling
bertampalan.
|
8
|
Tersusun rapi dengan arah diagonal; bentuk tidak
rapi. Dengan
bentuk persegi panjang dengan garis yang bergelombang
|
9
|
Tersusun rapi dengan orientasi arah sejajar dan
bentuk belah ketupat namn dngan kerapian bentuk yang kurang.
|
Pola
|
Keterangan
|
A
|
Tak Teratur
|
B
|
Sangat Teratur
|
C
|
Teratur
|
D
|
Tak Teratur
|
E
|
Sangat Teratur
|
F
|
Tak Teratur
|
7. Tabel Estimasi Identifikasi Rona, Tekstur, dan Pola (Terlampir)
No.
|
Foto
|
Rona/warna
|
Tekstur
|
Pola
|
1.
|
A
|
Cerah dengan warna hijau dan merah
|
Agak kasar
|
Tak Teratur
|
2.
|
B
|
Gelap dengan warna merah dan hitam.
|
Kasar
|
Teratur
|
3.
|
C
|
Gelap dengan warna merah sedikir hitam
|
Sedang
|
Teratur
|
4.
|
D
|
Sedikit cerah, Agak merah dengan warna hitam sedikt
|
Kasar
|
Sangat tidak teratur
|
5.
|
E
|
Merah tua dengan hitam, sedikit gelap.
|
Sedang
|
Tak teratur
|
6.
|
F
|
Cerah dengan warna merah dan sedikit hitam dengan
warna hijau
|
Sedang
|
Teratur
|
7.
|
G
|
Cerah dengan intensitas hijau tinggi dan terdapat
hitam
|
Agak kasar
|
Tak teratur
|
8.
|
H
|
Sangat gelap. Dengan kondisi umum warna hitam dengan bercak merah
|
Sedang
|
Teratur
|
9.
|
I
|
Agak cerah, berwarna merah sedikit hitam.
|
Agak halus
|
Teratur
|
10.
|
J
|
Gelap. Dominan warna hitam pekat
|
Halus
|
Teratur
|
11.
|
K
|
Agak cerah, berwarna biru muda
|
Agak kasar
|
Teratur
|
12.
|
L
|
Cerah, hijau muda dengan bercak putih dan ada garis hitam.
|
Agak kasar
|
Tak teratur
|
13.
|
M
|
Sangat gelap dengan bercak biru dan kehitaman yang
pekat
|
Sedang
|
Teratur
|
Posting Komentar