0

Praktikum Penginderaan Jauh Membangun Kunci Interpretasi

Posted by Unknown on Selasa, Maret 31, 2015


Membangun kunci interpretasi

1.      Tujuan
Melatih mahasiswa untuk dapat membangun kunci intepretasi berdasarkan kenampakan pada foto udara sekaligus.

2.      Alat dan Bahan
·         Foto udara pankromatik
·         Lembar transparansi
·         Spidol OHP: batas daerah (hitam); sungai (biru); jalan (merah).

3.      Dasar Teori
Istilah penggunaan lahan (land use), berbeda dengan istilah penutup lahan (land cover). Penggunaan lahan biasanya meliputi segala  jenis kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan lahan, sedangkan penutup lahan mencakup segala jenis kenampakan yang ada di permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu. Penggunaan lahan merupakan aspek penting karena penggunaan lahan mencerminkan tingkat peradaban manusia yang menghuninya (Rizki Oktaviani).
Townshend dan Justice (1981) juga memiliki pendapat mengenai penutupan lahan, yaitu penutupan lahan adalah perwujudan secara fisik (visual) dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap obyek tersebut. Sedangkan Barret dan Curtis, tahun 1982, mengatakan bahwa permukaan bumi sebagian terdiri dari kenampakan alamiah (penutupan lahan) seperti vegetasi, salju, dan lain sebagainya.Dan sebagian lagi berupa kenampakan hasil aktivitas manusia (penggunaan lahan).
Interpretasi penggunaan lahan dari foto udara ini dimaksudkan untuk memudahkan deliniasi. Untuk dapat mempercepat hasil inventarisasi dengan hasil yang cukup baik, digunakanpemanfaatan data penginderaan jauh, karena dari data penginderaan jauh memungkinkan diperoleh informasi tentang penggunaan lahan secara rinci.selain itu,  adanya perrubahan pemanfaatan lahan kota yang cepat dapat pula dimonitor dari data penginderaan jauh.
Penggunaan lahan mencerminkan sejauh mana usaha  atau campur tangan manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungannya. Data penggunaan/tutupan lahan ini dapat disadap dari foto udara secara relatif mudah, dan perubahannya dapat diketahui dari foto udara multitemporal. Teknik interpretasi foto udara termasuk di dalam sistem penginderaan jauh. (Lillesand dan Kiefer, 1997).
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk menidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut (Estes dan Simonett, 1975). Interpretasi citra dan fotogametri berhubungan sangat erat, meskipun keduanya tidaklah sama. Bedanya fotogametri berkepentingan dengan geometri obyek, sedangkan interpretasi citra berurusan dengan manfaat, penggunaan, asal-usul, ataupun identitas obyek yang bersangkutan (Glossary of the Mapping Sciences, 1994).
Proses di dalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji citra sekaligus berupaya melalui proses penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan menilai arti pentingnya obyek yang tergambar pada citra. Sehingga penafsir citra berupaya untuk mengenali obyek yang tergambar pada citra dan menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, ekologi, dan disiplin ilmu lainnya (Sutanto, 1986).
Rangkaian kegiatan yang diperlukan di dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis....(Lintz Jr. dan Simonett,1976). Deteksi berarti penentuan ada atau tidak adanya sesuatu obyek pada citra.Ia merupakan tahap awal dalam interpretasi citra. Keterangan yang didapat pada tahap deteksi bersfat global.Keterangan yang didapat pada tahap interpretasi selanjutnya, yaitu pada tahap identifikasi, bersifat setengah rinci.Keterangan rinci diperoleh dari tahap akhir interpretasi, yaitu tahap analisis (Lintz dan Simonett, 1976).
Pengenalan obyek adalah bagian penting dalam upaya untuk menginterpretasikan citra.Tidak mungkin dilakukan analisis memecahkan masalah yang sedang dihadapi, jika tidak mengenali identitas dan jenis obyek yang tergambar pada citra.Prinsip pengenalan obyek pada citra mendasarkan atas penyidikan karakteristiknya atau atributnya pada citra. Karakteristik obyek yang tergambar pada citra dan digunakan untuk mengenali  obyek disebut unsur interpretasi citra (Sutanto, 1986).
Menurut Sutanto (1986), karakteristik penting dari obyek pada citra yang digunakan sebagai interpretasi citra terdiri dari delapan unsur. Kedelapan unsur tersebut ialah warna (color)/rona (tone), bentuk (shape), ukuran (size), bayangan (shadow), tekstur (texture), pola (pattern), situs (site), dan asosiasi (association). Di antara kedelapan unsur tersebut, warna/rona merupakan hal yang paling dominan, dan langsung mempengaruhi pengguna citra dalam memulai interpretasi.Sebenarnya, seluruh unsur interpretasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenjang dalam piramida unsur-unsur interpretasi.Jenjang paling bawah terdapat unsur-unsur elementer yang dengan mudah dapat langsung dikenali pada citra, yaitu warna/rona, bentuk, dan bayangan.Pada jenjang berikutnya terdapat unsur-unsur yang membutuhkan pemahaman lebih mendalam tentang konfigurasi obyek dalam ruang, yaitu ukuran, tekstur dan pola.Sementara pada jenjang paling atas merupakan unsur-unsur pengenal utama dan seringkali menjadi faktor kunci dalam interpretasi, namun sekaligus paling sulit dideskripsikan, yaitu situs dan asosiasi.
Latihan di laboratorium dan lapangan sekaligus, sangat diperlukan untuk dapat membangun pemahaman tentang unsur-unsur interpretasi secara utuh dan lengkap. Observasi lapangan dengan panduan foto akan dapat membantu calon-calon penafsir untuk dapat memahami arti setiap unsur interpretasi dan kenyataan kenampakannya di lapangan. Melalui latihan lapangan secara langsung, akan dapat diketahui unsur-unsur interpretasi apa saja yang paling berperan dalam membentuk kunci interpretasi. Kunci intepretasi adalah karakteristik atau kombinasi karakteristik (dalam hal ini diwakili oleh unsur-unsur interpretasi) yang memungkinkan suatu obyek pada citra dapat dikenali (Sabins, 1997).
Foto pankromatik adalah citra foto dari udara yang dibuat dengan menggunakan seluruh spectrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu.Foto udara ini sering disebut foto udara konvensional. Ciri foto pankromatik adalah pada warna objek sama dengan kesamaan mata manusia, sehingga baik untuk mendeteksi pencemaran air, kerusakan banjir, penyebarab air tanah, dan air permukaan.
Pada foto pankromatik, rona pada objek serupa dengan warna objek aslinya, karena kepekaan film sama dengan kepekaan mata manusia, resolusi spasialnya halus, stabilitas dimensional tinggi, dan foto pankromatik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga orang telah terbiasa menggunakannya.
4.      Langkah Kerja
1.      Anda diberikan suatu lembar citra foto udara pankromatik H/P.
2.      Bersama foto uidara ini, disertakan lembar transparansi.
3.      Amatilah keseluruhan kenampakan pada citra.
4.      Pilihlah 15 obyek (tanpa melakukan intepretasi) yang bervariasi dari segi unsur-unsur intepretasinya dan juga letaknya pada foto.
5.      Buatlah daftar kunci intepretasi untuk masing-masing obyek yang berhasil Anda identifikasi.
5.      Hasil Praktikum
1.                  Tabel identifikasi kenampakan objek
2.                  Daftar kunci interpretasi objek
3.                  Deliniasi peta tentatif transparan
4.                  Deliniasi peta tentatif kertas HVS

|

0 Comments

Posting Komentar

IBX5A677F5E96E98

Copyright © 2009 GEOGRAFI All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.

IBX5A675EAA0CBF5